capa aja yg ngeliat

Kamis, 18 Juni 2015

Matahari sebagai Pusat Tata Surya



Semua bintang memancarkan cahaya sendiri, sedangkan planet, asteroid, komet, dan benda langit lainnya tidak memancarkan cahaya. Jadi hanya .bintang yang memancarkan cahaya. Bintang yang paling dekat dengan bumi adalah matahari. Sumber cahaya dan panas matahari berasal dari reaksi fusi, yaitu penggabungan inti unsur H menjadi unsur He pada suhu yang sangat tinggi (600°C), sedangkan jari-jari matahari ± 1.380.000 km.

Dimensi Matahari

Matahari termasuk sebuah bintang yang massa jenisnya kecil, karena sebagian besar tersusun oleh gas-gas. Matahari yang dianggap sangat besar menurut ukuran kita, tetapi masih kalah dibandingkan dengan Bintang Betaljusa dan Bintang Abtare.

Spektrum Matahari

Pada tahun 1859 Kirchoff mengemukakan tiga hukum mengenai pembentukan spektrum oleh materi dalam berbagai keadaan fisi, yaitu sebagai berikut.
  1. Bila suatu benda langit, cair atau gas bertekanan tinggi dipijarkan, benda tersebut akan memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang, yang disebut dengan spektrum kontinu.
  2. Gas bertekanan rendah bila dipijarkan akan memancarkan energi hanya pada wama atau panjang gelombang tertentu. 
  3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan renggang (bertekanan rendah), gas tersebut akan menyerap cahaya tadi pada wama atau panjang gelombang tertentu.
Spektrum radiasi matahari terdiri sinar x, sinar gamma, ultraviolet sekitar 9%, cahaya tampak 41 %, dan sinar infra merah 50%.

Suhu dan Energi Matahari

Suhu di setiap bagian pada matahari tidak sama. Sedangkan energi yang ditimbulkan oleh matahari dalam reaksi fusi, setiap detik 630 juta ton hidrogen, kemudian diubah menjadi 625,4 juta ton helium. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa energi yang diterima bumi adalah 1.400 watt tiap m2.

Susunan Matahari

Bagian-bagian matahari dapat dikelompokkan sebagai berikut.
  • Inti Matahari: Inti matahari merupakan pusat matahari, reaksi fusi yang terjadi pada inti matahari ini menyebabkan suhunya sangat tinggi sekitar 15.106 Kelvin. Energi matahari ini dirambatkan sampai ke permukaan matahari melalui cara radisasi dan konveksi.
  • Fotosfer: Bagian luar matahari yang tampak seperti butiran-butiran kecil dan menyerupai piringan berwama keemasan. Lapisan ini terdiri ± 94% hidrogen, 5,9 helium, dan 0,1 karbon, neon, oksigen, nitrogen. Suhunya ± 6.000 kelvin dan berkurang menjadi ± 4.300 kelvin pada bagian luamya.
  • Kromosfer: Kromosfer merupakan atmosfer matahari. Lapisan ini sebagian besar terisi gas hidrogen dan memiliki suhu ± 10.000 kelvin.
  • Korona: Korona merupakan lapisan atmosfer matahari paling luar. Lapisan ini jauh lebih panas dibandingkan dengan lapisan kromosfer, suhunya ± 2.106 kelvin.
Aktivitas matahari

Pada matahari terdapat noda-noda dan gumpalan-gumpalan yang terjadi akibat adanya aktivitas dari permukaan matahari. Aktivitas yang terjadi adalah sebagai berikut.
  • Sunspot (Bintik Matahari): Sunspot merupakan bagian permukaan matahari yang suhunya lebih rendah dari suhu sekitamya. Bintik ini timbul akibat adanya perubahan medan magnet di matahari. Sunspot memiliki suhu 4.000 K - 5.000 K. Ukuran rata-rata bintik matahari ini dari tepi ke tepi 10.000 km, ukuran terbesar 200.000 km sampai 300.000 km, sedangkan terkecil 3.000 km yang disebut pori-pori.
  • Prominensa: Prominensa merupakan semburan material matahari ke arah luar kemudian jatuh kembali ke permukaan matahari. Terjadi di permukaan merah dengan bentuk yang berbeda-beda (pita, loop, spiral, gunung atau tabir). Ketinggian semburannya bisa mencapai satu juta mil.
  • Granula (Gumpalan Matahari): Granula merupakan gumpalan-gumpalan di permukaan matahari yang terjadi karena adanya perbedaan suhu yang sangat besar antara daerah panas dengan daerah dingin di permukaan matahan.
  • Angin Matahari (Solar Wind): Prominensa-prominensa selalu memancarkan aliran partikel-partikel bermuatan listrik (proton, elektron, dan inti atom) yang melewati korona ke arah sekeliling bumi.
  • Aurora: Menjelang masuk ke atmosfer, partikel proton dan elektron hidrogen tersebut diterima oleh Sabuk Van Allen, sehingga kecepatannya berubah. Kemudian di daerah kutub partikel yang berkecepatan rendah bertabrakan dengan atom-atom nitrogen dan hidrogen di atmosfer, sehingga menghamburkan warna-warna cahaya tertentu. Warna yang ditampilkan kadang merah, hijau, dan ungu yang selanjutnya disebut aurora.
sumber: fisikanesia

Pluto: The Dwarfs Planet

Orbital characteristics

Pluto's highly elliptical orbit can take it more than 49 times as far out from the sun as Earth. It actually gets closer to the sun than Neptune for 20 years out of Pluto's 248-Earth-years-long orbit, providing astronomers a rare chance to study this small, cold, distant world. So after 20 years as the eighth planet (in order going out from the sun), in 1999, Pluto crossed Neptune's orbit to become the farthest planet from the sun (until it was demoted to the status of dwarf planet).

Composition & structure

Atmospheric composition: Methane, nitrogen
Magnetic field: It remains unknown whether Pluto has a magnetic field, but its small size and slow rotation suggest it has little to none.
Chemical composition: Probably a mixture of 70 percent rock and 30 percent water ice.
Internal structure: Probably a rocky core surrounded by a mantle of water ice, with more exotic ices such as methane and nitrogen frost coating its surface.

Orbit & rotation

Average distance from the sun: 3,670,050,000 miles (5,906,380,000 km) — 39.482 times that of Earth
Perihelion (closest approach to the sun): 2,756,902,000 miles (4,436,820,000 km) — 30.171 times that of Earth
Aphelion (farthest distance from the sun): 4,583,190,000 miles (7,375,930,000 km) — 48.481 times that of Earth

Pluto's moons

In 1978, astronomers discovered Pluto had a very large moon nearly half its size, dubbed Charon, named for the mythological demon who ferried souls to the underworld in Greek mythology. The huge size of Charon sometimes leads scientists to refer to Pluto and Charon as a double dwarf planet or binary system.
Pluto and Charon are just 12,200 miles (19,640 km) apart, less than the distance by flight between London and Sydney. Charon's orbit around Pluto takes 6.4 Earth days, and one Pluto rotation — a Pluto day — also takes 6.4 Earth days. This is because Charon hovers over the same spot on Pluto's surface, and the same side of Charon always faces Pluto, a phenomenon known as tidal locking.
While Pluto appears reddish, Charon seems grayish. Scientists suggest Pluto is covered with nitrogen and methane while Charon is covered with ordinary water ice. In its early days, the moon may have contained a subsurface ocean, though it probably can’t support one today.
Compared with most of solar system's planets and moons, the Pluto-Charon system is tipped on its side in relation to the sun. Also, Pluto's rotation is retrograde compared to the other worlds — it spins backward, from east to west.
In 2005, as scientists photographed Pluto with the Hubble Space Telescope in preparation for the New Horizons mission — the first spacecraft to visit Pluto and the Kuiper Belt — they discovered two other tiny moons of Pluto, now dubbed Nix and Hydra. These are two to three times farther away from Pluto than Charon, and they are thought to be just 31 to 62 miles (50 to 100 km) wide.
Scientists using Hubble discovered a fourth moon, Kerberos, in 2011. This moon is estimated to be 8 to 21 miles (13 to 34 km) in diameter. P4's orbit is between the orbits of Nix and Hydra. On July 11, 2012, a fifth moon Styx, was discovered, fueling the debate about Pluto’s status as a planet.
The four newly spotted moons may have formed from the collision that created Charon, hurled away from Pluto by the gravity of the massive moon.

source: space.com

Neptunus: Planet Biru



Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet ini dinamai dari dewa lautan Romawi. Neptunus merupakan planet terbesar keempat berdasarkan diameter (49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa Neptunus tercatat 17 kali lebih besar daripadaBumi, dan sedikit lebih besar daripada Uranus. Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30,1 SA atau sekitar 4.450 juta km. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah , yang merupakan trident dewa Neptunus.
Neptunus ditemukan pada tanggal 23 September 1846. Planet ini merupakan planet pertama yang ditemukan melalui prediksi matematika. Perubahan yang tak terduga di orbit Uranus membuat Alexis Bouvardmenyimpulkan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh gangguan gravitasi dari planet yang tak dikenal. Neptunus selanjutnya diamati oleh Johann Galle dalam posisi yang diprediksikan oleh Urbain Le Verrier. Satelit alam terbesarnya, Triton, ditemukan segera sesudahnya, sementara 12 satelit alam lainnya baru ditemukan lewat teleskop pada abad ke-20. Neptunus telah dikunjungi oleh satu wahana angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang melewati planet tersebut pada tanggal 25 Agustus 1989.
Komposisi penyusun planet ini mirip dengan Uranus, dan komposisi keduanya berbeda dari raksasa gas Yupiter dan Saturnus. Atmosfer Neptunus mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, kemungkinan nitrogen, dan kandungan "es" yang besar seperti es air, amonia, dan metana. Astronom kadang-kadang mengategorikan Uranus dan Neptunus sebagai "raksasa es" untuk menekankan perbedaannya. Seperti Uranus, interior Neptunus terdiri dari es dan batu. Metana di wilayah terluar planet merupakan salah satu penyebab kenampakan kebiruan Neptunus.
Sementara atmosfer Uranus relatif tidak berciri, atmosfer Neptunus bersifat aktif dan menunjukkan pola cuaca. Contohnya, pada saat Voyager 2 terbang melewatinya pada tahun 1989, di belahan selatan planet terdapat Titik Gelap Besar yang mirip dengan Titik Merah Besar di Yupiter. Pola cuaca tersebut diakibatkan oleh angin yang sangat kencang, dengan kecepatan hingga 2.100 km/jam. Karena jaraknya yang jauh dari Matahari, atmosfer luar Neptunus merupakan salah satu tempat terdingin di Tata Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K). Suhu di inti planet diperkirakan sebesar 5.400 K (5.000 °C). Neptunus memiliki sistem cincin yang tipis. Sistem cincin tersebut baru dilacaktemu pada tahun 1960-an dan dipastikan keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989.